Sabtu, 12 April 2014

PENETAPAN HARGA TRANSFER


Nama                      : Metta Ratna Dewi
Kelas                      : 4EB22
NPM                       : 2A213214

Harga transfer (transfer pricing) adalah harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita perusahaan yaitu meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan.
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha secara individual.
4. Mudah dimengerti dan dikelola sebagai suatu sistem penentuan harga.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Metode penentuan harga transfer
Ada dua metode penentuan harga yaitu :
Prinsip dasar
prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual kekonsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Situasi ideal
           yang terdiri dari :
            1. Orang –orang yang Kompeten
            2. Atmosfer yang Baik
            3. Harga Pasar
            4. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
            5. Informasi Penuh
            6. Negosiasi
Orang yang kompeten
Idealnya,para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka,sama seperti kinerja jangka pendeknya.staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten.




Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas,sebagaimana diukur dalam laporan laba rugi mereka,sebagai cita –cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka.

Harga pasar
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk identik yang sedang ditransfer,harga pasar mencerminkan kondisi yang sama dengan produk yang dikenakan harga transfer.

Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada,dan para manajer sebaiknya didizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.manajer pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar,dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar.

Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada,serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing –masing alternatif tersebut.

Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi’’kontrak’’antar usaha.
Jika semua kondisi diatas terpenuhi,maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita –cita,dan tidak membutuhkan administrasi pusat.

Hambatan hambatan dalam perolehan sumber daya
Ada tiga hambatan dalam perolehan sumber daya,yaitu :
Ø  Pasar yang terbatas
Ø  Kelebihan dan kekurangan kapasitas industry

Harga Transfer Berdasarkan Biaya
dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya :
1)       bagaimana menentukan besarnya biaya
2)       bagaimana menghitung markup laba

Bagaimana menentukan besarnya biaya
dasar yang umum adalah biaya standar.biaya aktual tidak boleh digunakan karena faktor inefisiansi produksi akan diteruskan kepusat laba pembelian.jika biaya standar yang digunakan maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.






 Bagaimana Menentukan Markup laba
Dalam menghitung markup laba juga terdapat dua keputusan,yaitu :
1.      Apa dasar markup laba tersebut
2.      Tingkat laba yang dipderlukan

Biaya Tetap dan Laba Hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahn yang cukup serius dalam perusahaan yang terintegrasi.pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkim tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung didalam harga pembelian internal.bahkan jika pusat laba terakhir menyadari adanya biaya tetap dan laba tersebut,pusat laba itu mungkin enggan untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan.
Berikut metode – metode untuk mengatasi masalah tersebut :
§  Persetujuan antar unit usaha

Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil – wakil dari unit pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk – produk  dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang signifikan.
§  Dua langkah penentuan harga

Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat harga transfer yang meliputi dua beban.pertama,untuk setiap unit yang terjual pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya variabelstandar produksi.kedua,pembebanan biaya berkala(biasanya setiap bulan )dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan pasilitas yang disediakan untuk unit pembelian.salah satu atau kedua komponen tersebut harus memasukkan margin laba.

§  Pembagian laba

Jika sistem dua penentuan harga tidak dapat dilakukan maka sistem pembagian laba(profit sharing )dapat digunakan untuk memastikan keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan.sistem tersebut beroperasi dengan cara berikut :
1.      Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar.
2.      Setelah produk tersebut dijual,unit unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan yang merupakan harga penjualan dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran.












§  Dua kelompok harga
Dalam metode ini pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dalam unit pembelian dibebankan dengan total biaya standar.selisihnya dibebankan dalam akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.metode penentuan harga transfer ini terkadang digunakan ketika ada konflik antara unit pembelian dan penjualan yang tidak dapat diselesaikan oleh metode yang lain.

Tetapi ada beberapa kelemahan dari sistem yang menggunakan dua kelompok harga.Pertama,jumlah laba unit usaha kan lebih besar dari laba perusahaaan secara keseluruhan.Kedua,sistem ini mencipatakan suatu ilusi bahwa unit usaha menghasilkan uang,sementara pada kenyataanya perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit kekantor pusat.Ketiga,sistem ini dapat memicu unit usaha untuk hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku pada markup yang bagus dengan mengorbankan penjualan keluar.Keempat,ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat setiap usaha dikonsolidasi.Kelima,fakta bahwa konflik diantara unit bisnis akan berkurang dalam sistem tersebutdapat dilihat sebagai kelemahan.


PENENTUAN HARGA JASA KORPORAT

Pengendalian atas Jumlah Jasa
Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf korporat untuk jasa – jasa seperti teknologi informasi serta riset dan pengembangan.ada tiga teori pemikiran mengenai jasa – jasa tersebut :

Teori pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel standar dari jasa yang diberikan.jika membayar kurang dari itu,maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan jasa – jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis.
Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga yang sama dengan biaya variabel standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biata penuh.
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar,atau biaya penuh standar ditambah dengan margin laba.harga pasar akan digunakan jika memungkinkan;jika tidak maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan.

Administrasi Harga Transfer

Negosiasi
Hampir semua perusahaan,unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;maksudnya harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat.alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini.
Unit –unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga tersebut.disebagian kecil perusahaan,kantor pusat menginformasikan kapada unit – unit usaha tersebut bebas bertransaksisatu sama lain atau ddengan perusahaan luar yang ditemui,dengan persyaratan bahwa jika impas,maka bisnis tersebut harus tetap dalam perusahaan.

Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara.dalm sistem yang formal,kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai( arbitrator ).arbitrator akan meninjau posisi mereka masing – masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan kadangkala dengan bantuan staf kantor yang lain.
Selain tingkat formalitas arbitrase,jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga mempengaruhibefektifitas suatu sistem harga transfer.terdapaat empat cara untuk menyelesaikan konflik :
Memaksa (forcing )
Membujuk ( smoothing )
Menawarkan (bargaining )
Penyelesaian masalah (problem solving )

Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga pasar.semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar,maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada.jika harga pasar selalu siap sedia,maka perolehan sumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli ( make-ar-buy decision )yang melebihi jumlah tertentu.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajaemen senior ingin mengendalikan perolehan sumber daya.produk ini biasanya merupakan produk – produk yang bervolume besar;produk – produk yang tidak memiliki sumber dari luar;dan produk – produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas atau alasan tertentu.
Melas II meliputi seluruh produk lainnya.secara umum,ini merupakan produk – produk yang dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan,produk – produk yang volumenya relatif kecil,diproduksi dengan peralatan umum( general-purpose equipment).produk-produk kelas II ditansfer pada harga pasar.
Penentuan Harga Transfer
Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.


Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut:
1) Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer price).
2) Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3) Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga Transfer pada Perusahaan Multinasional
Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing mungkin akan mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing dengan mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba pada negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat pajak rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard tersebut.

Definisi Akuntansi Internasional




Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

Ø  Berikut ini karakteristik era ekonomi global:

1.Bisnis internasional
2.Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara   asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
3.Ketergantungan pada perdagangan internasional.

Ø  Tujuan Akuntansi Internasional

- Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional
- Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia
- Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern
- Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional

Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara serta membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional serta manajemen untuk bisnis internasional.

Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk

* Analisa komparatif internasional

* Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional

* Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional

* Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar

Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.


Manajemen Kas


Manajemen Kas

Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang
dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau
deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang dimiliki perusahaan yang
bersifat sangat likuid (misalnya emas ). Kas perusahaan merupakan elemen yang
penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena itu, manajemen
kas yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan sepanjang tahun. Aggaran kas merupakan pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana
pembelian dan penjualan ataupun aktivitas lainnya. Arti pentingnya anggaran kas
bagi perusahaan agar manajer keuangan dapat mengetahui posisi keuangan pada
waktu tertentu beserta sebab- sebab perubahan yang terjadi.

Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik
sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun
ia menghasilkan profit. Karena situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian
membutuhkan pengelolaan kas yang baik, Perencanaan kas yang baik akan dapat
mengidentifikasi potensi krisis kas sebelum itu terjadi. padaa dasarnya, adanya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangkan risiko dana imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Jika terlalu sedikit kas yang diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih mendatangkan keuntungan di masa yang akandatang. Namun jika terlalu banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency.
Kas yang cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan memenuhi segala pengeluaran yang dibutuhkan. Kas yang cukup artinya cadangan kas dipelihara pada titik minimum sehingga tidak terlalu banyak cash yang idle dan justru bisa
mendatangkan potensi keuntungan jika diinvestasik an pada instrumen investasi

Ø  Motif Perusahaan Memiliki Kas

Pengelolaan kas merupakan fungsi keuangan yang vital dan mendasar dalam Sebuah perusahaan. Hal ini berperan dalam perencanaan dan pengendaliaan
kas, karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya
jumlah kas yang diperlukan setiap saat. Menurut Syahyunan ( 2004: 50 ) ada
beberapa motif ( dorongan ) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki
sejumlah kas. Dorongan- dorongan inilah yang menentukan berapa jumlah kas
yang harus dimiliki perusahaan. Motif- motif tersebut adalah sebagai berikut :


×      Motif Transaksi

×      Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai membiayai kegiatannya sehari- hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.

×      Motif Berjaga- Jaga

×      Motif berjaga- jaga dimaksudkan untuk berjaga- jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tadak jelas kapan terjadinya, (misalnya kebakaran, kecelakaan)

×      Motif Spekulatif

×      Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatyan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasika pada sekuritas ( saham dan obligasi ) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.

×      Motif Compensating Balance

×      Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam
×      sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjamuang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang direkeningnya.

Fungsi utama manajemen kas adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan kas dengan berbagai cara agar penggunaannya maksimum, dapat mendorong peningkatan laba investasi (ROI) dengan cara :
Meningkatkan kontribusi laba dari kas.
 Mengurangi jumlah investasi yang terkait pada kas.


Ø  Tekhnik Manajemen Kas

perusahan menggunakan berbagai peyelesaian keuangan dengan tekhnik manajemen kas sehingga menambah tabungan. Teknik tersebut bertujuan meminimalkan pembiayaan perusahaan dengan mengambil keuntungan dari ke
tidaksempurnaan sistem penagihan dan pembayaran. Prosedur ini memiliki keuntungan dari adanya ”Float”dalam sistem penagihan dan pembayaran.

Float dalam pengertiaan umum berkaitan dengan dana yang telah dikirim
oleh pembayar (perusahaana atau perorangan) tetapi belum dalam bentuk yang
dapat dibelanjakan oleh penerima (perusahaan atau peroranngan). Misalnya
float yang terjadi pada perbedaan antara saldo uang di bank menurut pembukuan
perusahaan dan saldo menurut rekening koran di bank. Pada umumnya saldo
rekening koran akan lebih besar daripada saldo menurut pembukuan deposan
(perusahaan ). Hal ini terjadi karena ada sejumlah cek atau giro yang sudah
dikeluarkan perusahaan tapi belum diuangkan di bank.

·         ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas yaitu sebagai berikut:

×      Mempercepat pemasukan kas , menaikkan ketersediaan dari pada kas (daripada kas dipegang oleh perusahaan lain lebih baik dipegang dan dikelola oleh manajer keuangan).
×      Memperlambat pengeluaran kas
×      Memelihara saldo kas yang optimal


Pengertian Arus Kas Salah satu tujuan kegiatan perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang
dapat dipergunaklan untuk membiayai kegiatan-kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi. Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan dan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya
pinjaman bank. Penggunaan sumber dana dari pihak luar ini menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang saham karena menggunakan dana internal. Oleh karena itu perusahaan mampu menyeimbangkan kinerja likuiditas dan profitabilitas.


Menurut Sugiono dan Untung ( 2004: 29 ) Aliran Kas (Cash flow) merupakan informasi atas sumber dan penggunaan uang kas pada suatu priode tertentu. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar kerusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Arus kas masuk adalah arus kas yang masuk ke perusahaan dari kegiatan- kagiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Sedangakan arus kas keluar adalah arus kas yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi, investasi dan pembayaran. Pada
umumnya sektor pengeluaran kas adalah untuk biaya- biaya utama dan biaya-
biaya bukan utama (non operatif). Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang
mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana
atau uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.


Ø  Analisis Rasio

·        Keuangan Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya :

×      Analisis horizontal/trend analysisi,yaitu membandingkan rasio-rasio
×      keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat
×      dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu.

×      Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan
×      dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk
×      waktu yang sama.

×      The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara assetsturnover dan profit margin.
×      (Situmorang, Syafrizal Helmi, Ami ilham : 2007).


×      Capital Work
×      Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

×      Current Ratio
×      Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

×      Cash Ratio
×      Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya
×      yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan
×      efek yang segera harus dituangkan.

×      Quick – Assets
×      Piutang, kas dan investasi jangka pendek dianggap sebagai quick assets, yaitu aktiva yang dapat dituangkan dengan segera. Quick Assets diperoleh dengan mengurangkan nilai persediaan dari aktiva lancar.

×      Kapasitas Kas
×      Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan
×      kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan.

×      Working capital to Assets Ratio
×      Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva.

×      Debt Ratio
×      Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan,
×     baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva.