Nama : Metta Ratna Dewi
Kelas : 4EB22
NPM : 2A213214
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA
Akuntansi perubahan harga
(accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap
perubahan atau selisih harga dan masalah
akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Rerangka Akuntansi Pokok
Rerangka akuntansi pokok
akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa
data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat
diverifikasi.
Tujuan pelaporan keuangan
tidak terbatas pada masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada pemenuhan
kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan penyajian
informasi untuk pertanggung jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan dapat
diganti sama sekali.
Kos merupakan jumlah
rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah
rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Masalah akuntansi
Sebagai data dasar, dalam
kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah
fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement
unit) dan pemertahanan kapital (capital
maintenance).
· Masalah Penilaian
Nilai aset individual
atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain
meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan
teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera
orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan
perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan
harga semacam ini disebut dengan
perubahan harga spesifik.
Model akuntansi untuk
menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang
dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
· Masalah Unit Pengukur
Daya beli uang dapat
berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus
lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan
nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum
dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang
tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang
yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli
uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini
karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk
beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak
bermakna lagi.
· Masalah Pemertahanan Kapital
Laba adalah kenaikan
kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah
kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan
kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu
dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi
perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga
berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan
harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial
atau fisis.
Bila pengaruh perubahan
harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga
menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal
ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat
pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi
laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan
kapital.
Pos-Pos
Moneter dan Nonmoneter
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas
aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima
kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan
harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah
keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat
pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter
lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi
daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos
moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah
pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan
kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah
yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu
atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis
tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah
keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan
kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang
atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga
terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat
pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan
atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan
dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter dengan untung
atau rugi penahanan.
Perubahan
Harga
Harga merepresentasi nilai
tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang
dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau
produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga
faktor produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan
diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual
sebagai produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan
pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah
rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda
dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan
harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah
yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan,
perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi
lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena
proses produksi.
Karakteristik perubahan
harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : (1) perubahan
harga umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3) perubahan harga relatif
1. Perubahan Harga Umum
Perubahan harga umum
mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal
dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya
oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan
beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam
perekonomian suatu negara. Penyebab lain
adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara
umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan
harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat
dan arah yang sama.
o Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat
memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks
harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya.
Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan
dengan barang.
Gejala kenaikan tingkat
harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks
harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks
harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan laju inflasi.
o Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan
uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak
homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia
sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal
pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan
mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya
beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai
utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset
moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi menahan aset
moneter akan memberikan untung daya beli
dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
o Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung atau
rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan laba
ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa jauh
kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli
penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh
dengan utang tersebut. Untung atau rugi daya beli pos
moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar
diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut
pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang
jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi
apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi,
tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik
adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut
berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar
keluaran.
Perubahan harga spesifik
terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan
teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan
masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam
masyarakat.
Perubahan harga spesifik
dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset
yang yang akhirnya mempengaruhi biaya
bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan
kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
o Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi kos
historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya
perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya pengaruh
perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh
ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
o Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan
merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital.
Dari segi evaluasi
kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi tentang
kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang
semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital
fisis. Laba operasi merupakan hasil
kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan
penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur
efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga yang
menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan
cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan cenderung
lebih kecil.
3. Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif
mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap
perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa.
Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya
beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter
dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan
laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat
terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi
yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan
bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos
sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos
sekarang daya beli konstan.
Ø Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli
konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
Pemilihan Indeks Harga untuk
Konversi
Untuk dapat menyajikan
statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi
menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen
keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus
dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi
secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos
biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang biasanya
diajukan untuk mendukung penyajian informasi daya beli konstan adalah :
1. Akuntansi daya beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna
2. Dengan akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan
memberikan informasi yang lebih bermakna
daripada pembandingan atas dasar rupiah
nominal
3. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih berarti dan
informatif
4. Akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi laba atas dasar
konsep mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data keuangan atas dasar
nilai real, sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rupiah
nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan pemerintah yang merugikan
perusahaan
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan pengaruh
perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur akuntansi
yang sudah berjalan.
7. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau meniadakan sama sekali
metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi perubahan harga secara
parsial atau secara pos per pos
Beberapa keberatan dan
kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan adalah :
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data kos historis
sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak seluruhnya
dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan belum
memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak sepadan dengan kos untuk
menyusun statemen keuangan daya beli konstan
3. Acapkali stateman keuangan daya beli konstan diinterpretasi secara keliru
sebagai informasi tentang nilai sekarang padahal informasi yang disajikan oleh
akuntansi daya beli konstan bukan merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat
direalisasi, atau bahkan nilai diskonan
4. Untung rugi daya beli tidak mempunyai makna atau interpretasi yang jelas
atau intuitif.
5. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan unit pengukur tidak
mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset perusahaan sehingga
hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan keterandalannya.
Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya
merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari kenaikan
jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya
beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya
beli.
Ø Akuntansi Kos Sekarang
Tujuan akuntansi kos
sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital
semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau
kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar Pengukuran Kos Sekarang
1. Kos Pengganti
Penekanan diletakkan pada
kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang sejenis atau sama
fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan terjadi atas
dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat
perubahan harga relatif.
FASB memberi pedoman
pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut :
a. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi
jasa yang sama dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan
menguranginya dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai
metoda yang sama
b. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan
kondisinya dengan aset yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan
c. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi
jasa yang berbeda dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan dan
menyesuaikan kos baru tersebut terhadap perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa
akibat perbedaan umur, kapasitas, kualitas jasa dan kos
pemeliharaan/pengoperasian.
2. Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset diukur
atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk
menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi. Nilai jual sekarang
berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya aset dijual
sekarang.
3. Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama
dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang
aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau
utang bersangkutan.
Nilai penggunaan adalah
nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan akan diterima dari
penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas,
atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari penjualan suatu aset
dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam proses penjualan aset
tersebut.
Kos sekarang dan Pemertahanan
Kapital
Akuntansi kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan kapital. Perubahan
harga aset yang ditahan selama suatu perioda menimbulkan untung atau rugi
penahanan.
Untuk kapital finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam
penentuan laba perioda sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara
konsep mempertahankan kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam
mempertahankan kapital fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan
sebagai komponen laba perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas
pemegang saham.
Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran penentuan kos
sekarang
1. Pengindeksan (Indexation)
Sumber
informasi dapat berupa (1) indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk
kelompok barang atau jasa yang diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan
sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang
ataujasa yang diukur
2. Penghargaan Langsung (Direct Pricing)
Informasi
dari luar berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual
barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3)
kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan Unit (Unit Costing)
Teknik ini
digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang
bersifat khusus (tidak standar).
4. Penghargaan fungsional (Functional Pricing)
Teknik ini
digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan
dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing
berdiri sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang diajukan
untuk mendukung disediakannya informasi kos sekarang :
1. Tindakan manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan
dalam keputusan yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan
harga di masa datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
2. Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan
sehingga dapat memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap
profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
3. Informasi kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk
menjaga kapasitas operasi sekaligus untuk membagi dividen.
4. Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang
yang lebih realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5. Akuntansi kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu
perusahaan yang lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna
dengan perusahaan lain.
6. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang
mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar
perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.
Kritik umum yang ditujukan
terhadap akuntansi kos sekarang :
1. Belum ada definisi yang tegas dan
tunggal tentang apa yang dimaksud aset pengganti dan bagaimana aset tersebut
diukur.
2. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli
uang.
3. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya
bukan merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen.
4. Kerumitan
penyususunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan
manfaat yang diperoleh.
Ø Akuntansi Hibrida
Akuntansi daya beli
konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan
akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos
Sekarang
Akuntansi Daya Beli Konstan
1.
Mengatasi masalah unit pengukur.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada
akhir perioda.
3.
Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya
perubahan umum.
4. Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat
revaluasi.
5. Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset
monoter reto.
6. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna
sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan
kapital.
Akuntansi Kos Sekarang
1.
Mengatasi masalah penilaian.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara
terus menerus.
3.
Menggunakan indeks harga spesifik karena
sasarannya perubahan harga spesifik.
4.
Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas
aset nonmoneter neto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna
sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan
kapital.
Standar
Akuntansi Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah
mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi anjuran.
Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah SFAS No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar
akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai
riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan dengan
pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir No. 89
(1986).27
§ SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No. 3, FASB mewajibkan
informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam
laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian komprehensif statemen
keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli kostan tetapi hanya mewajibkan
pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai untuk mengevaluasi
pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi daya beli konstan, butir-butir
minimum yang harus diungkapkan adalah :
1.
Informasi tentang laba dari operasi berlanjut
untuk tahun berjalan atas dasar daya beli konstan.
2.
Untung atu rugi daya beli atas pos-pos moneter
neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No. 33, FASB menetapkan informasi
minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang sebagai berikut :
1. Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas
dasar kos sekarang.
2.
Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan fasilitas
fisis pada akhir tahun.
3.
Untung dan rugi perusahaan selama tahun berjalan
untuk sediaan dan fasilitas fasis.
§ SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya
meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalam SFAS No. 33.
Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan
informasi daya beli konstan.
§ SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require)
pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap tetapi sangat
menganjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi
dan Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat model yaitu:
1. akuntansi kos historis
2. akuntansi daya beli konstan
3. akuntansi
kos sekarang
4. akuntansi
kos sekarang/daya beli konstan.
Suatu model
akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor:
1. Dasar penilaian
2. Skala pengukuran
3.
Jenis Kapital
Model 1. Berbasis kos
historis dengan skala pengukuran nomimal untuk capital bersifat financial.
Model 2. Besarnya
untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang
dipilih sebagai basis
Model 3. Kos sekarang
sebenarnya adalah kos sekarang pada saat penjualan.
Model 4. Model ini
merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya beli
konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri sendiri.
Model 5. Model ini sama
dengan model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah fisis
Model 6. Laba yang
didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang
berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian
capital fisis untuk mempertahankan kapital
Model 7. Model ini
tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga
jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang
telah terealisasi maupun belum.
Model 8. Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan
memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka
rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar